Kasus plagiarisme yang dilakukan Profesor Anak Agung Banyu Perwita diharapkan jangan disikapi dengan emosi semata. Sanksi yang diberikan harus ditinjau pula dari pertimbangan manusiawi.
"Jangan diberikan sanksi yang mematikan," ujar pengamat psikologi pendidikan Unpad, Hatta Albanik, di sela-sela seminar Education Festival di Graha Sanusi Unpad, Jalan Dipatiukur, Kamis (11/2/2010).
Hatta menilai, rumor pemecatan yang akan dilakukan Unpar kepada Banyu harus lebih diperhatikan secara bijak. Jangan sampai apapun keputusannya nanti, kata Hatta, menutup potensi Banyu yang bisa membantu dunia pendidikan.
"Sanksi yang akan diberikan harus dipertimbangkan baik-baik. Sanksi yang cukup untuk kasus ini misalnya pencopotan gelar profesor selama beberapa bulan," lanjutnya.
Dirinya menambahkan, walau merupakan kesalahan fatal sebagai akademisi maupun tenaga pendidik, pihak-pihak lain pun ikut ambil bagian terjadinya plagiarisme. Misalnya dengan kurang ketelitian hingga kesalahan yang selama ini terjadi berulang beberapa kali.
"Ada pembiaran yang terjadi, sehingga plagiarisme ini bisa dilakukan berulang-ulang," tutupnya.
Kamis, 11 Februari 2010
'Jangan Beri Sanksi Mematikan'
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar